Oleh : Amanah Hijriah
Banyak kisah
yang kita temui mengenai kesetiaan dan pengkhianatan. Sewaktu saya browsing untuk mencari beberapa
inspirasi, hal yang banyak saya temukan adalah kesetiaan antara seseorang dan
kekasihnya, dimana salah satu pihak berusaha mencoba untuk mempertahankan
hubungan dan setia kepada kekasihnya, namun pihak yang lain tidak melakukan hal
yang sama. Beberapa alasan yang saya temui adalah, 1) karena kekurangan pihak
yang dikhianati, entah karena sifat, materi atau fisik, 2) karena ketidakpuasan
salah satu pihak, dalam hal ini ia tidak menghargai cinta yang ia miliki, 3)
karena hadirnya orang ketiga.
Siapa yang
tidak sedih jika dikhianati. Nasihat yang bijak mengatakan, “dikhianati adalah
pelajaran agar kau mampu menjadi orang yang setia dan menghargai kesetiaan
orang lain, karena kau tau bagaimana rasanya dikhianati. Bukankah jika ingin
diperlakukan yang baik, maka perlakukanlah orang lain sebaik yang kau
inginkan.”
Terkadang
orang menyikapi pengkhianatan tidak untuk belajar dari pengalaman. Ada yang
bertekad untuk membalas, yang ia anggap itu hukum karma. Ada yang sedih meratapi,
mengasihani diri sendiri. Bahkan ada yang merasa tidak lagi dicintai dan
mengakhiri hidupnya. Ini kisah nyata yang terjadi di kota saya bahwa seorang
remaja SMA bunuh diri karena diputuskan oleh kekasihnya dan ia mengetahui
mantan kekasihnya itu dekat dengan orang lain setelah mereka berpisah. Kadang
pikiran seseorang terlalu dangkal. Padahal masih banyak yang mencintainya,
keluarganya, teman-temannya dan kerabat-kerabatnya.
Ada juga
karena ia dikhianati kekasihnya, ia merasa harga dirinya dilukai. Hal itu
seolah menjadi pecut bagi dirinya untuk maju dan berkembang. Dendam dalam hal
positif. Ia membuktikan bahwa dirinya bisa menjadi lebih baik walau tanpa
kekasih yang mengkhianatinya dan kelak mantan kekasihnya itu akan menyesal.
Dan yang
terakhir, adalah orang yang ikhlas. Mungkin awalnya ia merasa sedih, terluka.
Namun ia segera menyadari bahwa dengan dikhianati dan mengakhiri hubungannya
berarti ia membebaskan orang yang dicintainya untuk bahagia walaupun tidak
bersamanya. Tidak ada dendam disana, tidak juga ingin membuktikan bahwa ia jauh
lebih pantas. Ia kembalikan semuanya pada takdir, kehendak-Nya bahwa orang yang
dicintainya memang bukan untuknya.
Cerita
tentang kesetiaan ini panjang sekali. Saya tidak berusaha untuk
mengkotak-kotakkan kesetiaan hanya terbatas pada cinta antara satu individu
dengan individu lainnya. Oleh karenanya, saya akan ceritakan beberapa hal lain
mengenai kesetiaan.
Kesetiaan
dan pengkhianatan juga bercerita tentang rakyat bangsa yang menghargai dan
setia pada nilai-nilai negerinya. Ia membangun, berusaha memberi kontribusi
melalui pemikiran-ppemikirannya dan melakukan aksi nyata untuk menjaga,
melestarikan dan mengharumkan nama bangsanya. Namun ada juga yang rela
berkhianat. Banyak sekali cerita tentang pengkhianatan ini, ada yang dilakukan
sendirian, ada juga yang melakukannya secara berjamaah. Menjarah, merampok dan
mengolok-olok bangsanya sendiri. Berperilaku amoral, bangga mengadopsi budaya
luar yang seringkali bertentangan dengan budaya baik bangsa. Bangga berbelanja
dan mengkonsumsi produk impor. Mungkin tak selalu, namun terkadang tak sadar.
Kesetiaan dan pengkhianatan juga bercerita
tentang,
hamba kepada Tuhannya,
rakyat kepada bangsanya,
bawahan kepada atasannya,
pemimpin kepada rakyatnya,
anak-anak kepada mimpi-mimpi orang tuanya,
seseorang yang mengkhianati dirinya sendiri.
Allah berfirman :
“ Hai orang-orang beriman, janganlah kamu
mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad ) dan juga janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui (Al Anfaal : 27)
“Dan jika kamu khawatir terjadinya
pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada
mereka dengan cara yang jujur ., sungguh Allah tidak menyukai orang yang berkhianat ” (Al Anfaal ’58)
“ Dan janganlah kamu berdebat untuk membela
orang –orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa (an Nisaa; 107)
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar