Welcome to My blog

"Bila kamu tak tahan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan.(Imam Syafi’i)"

Jumat, 01 April 2016

Kebencian dan Kasih Sayang

Oleh : Amanah Hijriah

Kebencian, siapapun tau jika tidak menyukai atau timbul perasaan yang tidak nyaman pada dirinya terhadap sesuatu bahkan mungkin ia sangat menghindarinya, bisa dipastikan ia benci akan hal itu.
Bagaimana dengan kasih sayang? Kebalikan dari perasaan benci. Ia menyukai, ada perasaan bahagia disana dan bahkan ia mencarinya. Ada kedamaian dan ketenangan.
Kebencian dan kasih sayang seharusnya diletakkan pada tempat yang tepat. Kadangkala kita membenci suatu keadaan yang tak sesuai dengan harapan, membenci seseorang karena alasan tertentu dan membenci hidupnya sendiri, yang lagi-lagi tentang orang yang tidak bersyukur dengan pemberian Tuhan. Adapun kebencian yang terjadi karena kebencian, bisa dilihat pada dunia sekarang, terjadi banyak pembunuhan yang disebabkan karena dendam, kebencian yang telah lama mengakar. Dunia yang dipenuhi dengan perang akibat keserakahan, perebutan kekuasaan dan kebencian terhadap agama dan suku tertentu.

Lalu salahkah perasaan benci? Sekali lagi, ini soal dimana benci itu diletakkan.

Lihat Palestina yang terus dibombardir oleh Israel, tak pantaskah kita membencinya?
Lihat kasus pembunuhan, seorang suami tega membunuh istri dan anak-anaknya.
Lihat para oknum pemerintah yang sibuk berebut kekuasaan, pelan-pelan membunuh rakyat, merampok dimana ia seharusnya mensejahterakan orang banyak.
Lihat para kaum kapitalis yang menghalalkan segala cara untuk menguntungkan dirinya, ia sebut itu perubahan dan menumbuhkan perekonomian, namun tak peduli jika hutan beserta isinya, sungai beserta isinya, perkampungan beserta isinya menjadi sesuatu yang harus dikorbankan.

Masih tak pantaskah kita untuk membenci?

Dalam ayat-ayat Al-Qur’an, hal-hal yang dibenci Allah adalah : 1) Kekafiran dan kemusyrikan, 2) Tidak memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai hamba Allah dan menyangkal hari kiamat, 3) Mengikuti pemimpin-pemimpin dari golongan orang-orang sesat lagi kafir dan menjalankan prinsip-prinsip yang menyesatkan orang sehingga mereka berpaling dari agama Allah yang diajarkan oleh para nabi, 4) Kemunafikan, dan 5) Kesombongan.
Kita patut membenci keburukan-keburukan itu. Tak ada yang salah jika niat kita membenci karena itu yang Allah tak suka, membenci karena ingin mencegah keburukan itu menjadi-jadi. Yang salah jika kita membenci lalu membalas dengan cara yang keji pula.
Bagaimanapun juga, semua agama mengajarkan untuk berkasih sayang kepada semua makhluk hidup. Baik ke sesama manusia, hewan dan alam. Teladan paling ideal adalah Rasulullah. Tentu kita sedikit banyak tau tentang beliau. Ia dibenci dikaumnya, banyak diantara mereka yang ingin membunuh Rasulullah, melemparinya, bahkan anggota keluarga dan kerabat dekatnya pun dibenci. Namun beliau mengajarkan dengan kasih sayang, peperangan adalah jalan terakhir.


Kisah Kasih Sayang Rasulullah
Pernah suatu ketika Rasulullah saw mendatangi kota Thoif untuk mengabarkan bahwa tiada Tuhan selain Allah swt. Namun apa yang terjadi? Penduduk Thoif langsung saja melemparinya dengan batu sebelum Rasulullah saw selesai menyampaikan risalahnya. Akibat perbuatan penduduk Thoif tersebut, Rasulullah saw pun berlari dengan luka-luka yang cukup parah, bahkan Rasulullah saw sampai harus kehilangan giginya karena patah.
Mengetahui hal tersebut, Malaikat Jibril pun segera turun dan menawarkan bantuan kepada Rasulullah saw. Malaikat Jibril berkata, “Wahai kekasih Allah, apa yang kau ingin aku lakukan terhadap mereka. Jika kau mau aku akan membalikkan tanah yang menopang mereka sehingga mereka hilang tertelan bumi?”
Seandainya Rasulullah saw menerima tawaran Malaikat Jibril untuk membalikkan tanah yang menopang wilayah penduduk Thaoif, maka bereslah sudah kejahatan penduduk Thoif tersebut. Namun sekali lagi, kelembutan hati dan besarnya rasa kasih sayang di dalam hati Rasulullah saw kepada umatnya tidak mengizinkan hal tersebut. Rasulullah saw tetap bersabar dan menerima perlakuan penduduk Thoif tanpa rasa benci, kemudian beliau berkata kepada Malaikat Jibril:
“Jangan wahai Jibril. Mereka melakukan itu karena mereka belum tahu. Mungkin hari ini mereka menolak ajaranku, tapi aku berharap anak cucu mereka di kemudian hari akan menjadi pengemban risalahku.”
Subhanallah, betapa besar kasih sayang Rasulullah saw kepada umatnya, sampai-sampai ia pun tidak mau menyakiti orang-orang yang telah menyakitinya, justru ia tetap mengharapkan mereka agar suatu saat dapat berubah (beriman kepada Allah swt).

Tidak ada komentar: