Welcome to My blog

"Bila kamu tak tahan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan.(Imam Syafi’i)"

Selasa, 19 November 2013

Dia Seseorang yang Bermetamorfosis



“Aku belum pernah ketemu sama dia, tapi kata teman-teman, dia itu cantik banget lho..” kata Indah disuatu hari ketika mereka bermain. Indah, Tya & Ana, mereka masih duduk dibangku SD. Indah dan Tya dikelas 4 SD, Ana sendiri dikelas 5 SD.
“Jadi pengen tau,” sahut Ana.
“Dia sekolah dimana?” tanya Tya.
“Di SDN 07. Kita main yuk ke rumahnya, di komplek Sarikendi,” ajak Indah.
“Jauh banget rumahnya,” Tya dan Ana bersungut-sungut. Bimbang mau ikut atau tidak, karena jarak rumah mereka ke komplek Sarikendi terbilang jauh & mereka khawatir tidak akan diizinkan oleh orangtua mereka.

Pada hari minggu, pukul 09.30 pagi Indah dan Ana pergi ke komplek Sarikendi dengan naik angkot. Tya tidak ikut karena harus pergi membantu orangtuanya bekerja.
“Stop, pak!” seru Indah. Mereka turun didepan komplek tersebut dan berjalan memasuki komplek sekitar 300 meter.
“Nah, ini rumahnya. Sesuai dengan alamat,” seru Indah menunjuk rumah yang dimaksud dan mencocokkan dengan alamat yang ada dikertas. Indah dan Ana berjalan sampai ke teras rumahnya dan memanggil nama orang yang dimaksud. 

“Uktiii! Uktiii!”

Seorang nenek keluar dan menyambut mereka dengan ramah. Mereka dipersilahkan masuk. Tak beberapa lama kemudian, keluar seorang ABG kelas 6 SD. Celana panjang, rambut pendek hanya sampai sebahu, dan mengenakan kaos lengan warna oranye. Penampilannya sangat tomboy, tapi wajahnya sangat manis. Dialah Ukti.
Entah apa yang mereka bicarakan, padahal baru sekali bertemu dan tidak dengan alasan yang jelas pula, tapi mereka begitu akrab. Hampir menjelang zuhur, Indah dan Ana pamit pulang. Neneknya sangat baik dan beberapa kali juga ikut bicara dengan mereka bertiga.
Belakangan Indah dan Ana baru tau, Ukti tergolong anak yang bandel dan cengengesan, suka cengar cengir pula. Ukti juga senang bermain drum dan ikut main band sama anak-anak SMP yang sebagian besar dari mereka laki-laki. Tidak heran, karena melihat Ukti juga tomboy. Ia sering memegang stick drum nya kemana-mana. Gaya ia bicara juga sangat tomboy dan ceplas ceplos, berbeda dengan ABG pada usianya yang lebih cerewet dan manja dalam berbicara. Yang membuat Indah dan Ana kagum, ia hanya tinggal berdua dengan neneknya. Ukti anak yang mandiri.

9 tahun kemudian.

Gadis itu lewat mengenakan jilbab hijau panjang sampai hampir menutupi setengah bagian tubuhnya dan gamis berwarna hijau pula yang senada dengan jilbabnya. Benar-benar tertutup rapat. Wajahnya manis dan tutur katanya lemah lembut.
Ana yang melihat gadis itu tiba-tiba teringat pada kawan-kawan lamanya. Sudah sejak lama ia tak bertemu. Indah kini tinggal dengan kakaknya dan pindah rumah. Sedangkan Tya pindah ke pulau lain mengikuti orangtuanya yang bekerja ketika ia kelas 6 SD. Dan Ukti, lantaran rumah mereka berjauhan, sejak SMP mereka tak pernah bertemu lagi. Apalagi sejak SMP, Ana sekolah didaerah yang jauh dari kota asalnya.
Ana menatap gadis itu lebih lama. Rasa-rasanya kurang percaya dengan apa yang ia lihat. Gadis berjilbab hijau yang baru saja selesai berbicara dengan temannya itu, menoleh ke arah Ana. Mungkin ia sadar sedang diperhatikan.

“Ukti…,” panggil Ana perlahan.
“Kamu Ana?” Tanya gadis itu.
Mereka tertawa bersama dan saling takjub.

“Aku ga nyangka kamu bisa berubah seperti ini,” seru Ana masih takjub. Ia teringat Ukti yang dulu sangat tomboy, memegang stick drum kemana-mana, bahkan topi terbalik yang tersangkut dikepalanya sambil ia tertawa cengengesan. Ana geleng-geleng kepala.

Status mereka sekarang mahasiswi diuniversitas yang sama dan sekarang hampir disemester akhir. Perbedaan fakultaslah yang membuat mereka baru bertemu hari ini.

“Inilah yang namanya hidayah,” gadis itu tersenyum.
“Masih main band?” goda Ana. “Hehehe…” aihh, rupanya masih ada sifat masa kecil yang tertinggal dalam dirinya, yaitu cengirannya yang khas.

*kisah nyata dan fiksi komposisinya 50-50.. ^_^
untuk teman masa kecilku..

Sabtu, 07 September 2013

Tipe Mahasiswa Berdasarkan Kebiasaan


 
  Tipe mahasiswa “kurang kerjaan” :
  1. Ngobrol ngarol ngidul sambil cekakak cekikik keras-keras di kelas lantaran dosen datang terlambat atau  ga masuk. Tak lama kemudian, pintu digedor sama kelas sebelah yang lagi kuliah.
  2. Main TTS bareng temen se-gank sambil nunggu dosen.
  3. Tidur. . . (yang lebih parah, sampai bisa buat pulau)
  4. Ke kantin, tapi cuma buat nongkrong nangkring doang. Ga beli apa-apa. Yang diomongin juga ga jelas arahnya kemana. Lalu ber”hahahihi”.
  5. Mondar mandir dikampus asal ketemu teman nongkrong.
  6. Rajin ke kampus, tapi malas masuk kelas. (?)

 Tipe mahasiswa “nyebelin “ :
  1. Mahasiswa yang woles alias selembe, masuk ke kelas ditengah penjelasan dosen, tanpa permisi, tanpa rasa bersalah pula. Terus senyum-senyum lagi. Iiiiiiih…
  2. Mahasiswa yang pada saat sesi tanya jawab seusai presentasi kelompok, yang SELALUU bertanya. Tapi yang ditanyakan sebenarnya udah dijelaskan tadi sama yang presentasi dan jawabannya udah ada dibuku. Mau tak mau, dengan sabar yang presentasi ngulang lagi penjelasannya. Ini tipe mahasiswa KEPO & MALAS BACA.
  3. Mahasiswa yang lupa bawa fotokopian atau modul, padahal dosen yang bersangkutan udah mewajibkan di minggu sebelumnya. Alhasil dosennya ‘merajuk’ & merasa diabaikan.
  4. Mahasiswa yang suka koar koar ga jelas & biasanya nyari kesalahan orang lain, malah bisa jadi organisasi lain. (wuaaa…)
  5. Mahasiswa yang “tinggal nama”. Namanya ada dikelompok & dimakalah atau tugas kelompok, tapi orangnya ?

      Tipe mahasiswa “saklek” :
  1. Pada umumnya, tasnya ransel & didalamnya banyak buku-buku tebal & fotokopian yang bertumpuk.
  2. Hampir tidak pernah datang terlambat.
  3. Duduk selalu paling depan & hampir tidak pernah pindah tempat duduk. Kalaupun pindah, itu karena ia datang sedikit terlambat daripada teman sekelas.
  4. Senang banget ke perpus kampus. Nyari modul atau buku referensi yang tebal-tebal & biasanya paling duluan nyari daripada teman-teman yang lain.
  5. Umumnya senang jika dikenal dosen & biasanya jadi ketua kelas.


     Tipe mahasiswa “ideal” :
Yaitu mahasiswa yang mengandung masing-masing karakter dari ciri-ciri diatas. ;)
Artinya, hidup itu bukan hanya untuk senang-senang, tapi juga bukan untuk belajar terus-terusan sampai pusing. Karena HIDUP itu, KESEIMBANGAN.

Minggu, 18 Agustus 2013

Kekecewaan Itu

Suatu hari, aku pernah berharap sesuatu & itu bagian dari impian ku semasa kuliah.
Aku tuliskan satu per satu,
Aku uraikan langkah-langkah menuju tujuan itu.
Aku sebutkan kepada mereka yang terdekat,
agar doa mereka menyertai usahaku.
Aku ingin jadi yang terpilih.
Aku telah berusaha,
Aku telah berdoa,
Aku telah bersungguh-sungguh,
Keinginan itu begitu meluap.

Sampai suatu ketika,
Aku tau mereka tidak memilihku.
Tidak memilih KAMI, karena aku tau bahwa cita-cita itu milik KAMI.
Bukan aku seorang.
Aku marah, kecewa pada mereka yang mengkhianati kami.

Ia, seorang yang dekat denganku, bercerita tentang dirinya.
Bercerita tentang pengalaman dirinya.
Ia yang terpilih, padahal ia tidak meminta.
Aku mendengarkannya, tersenyum, getir.
Aku terdiam setelah ia berlalu, &
Ku adukan tangisku pada sahabatku, tentang ketidak adilan itu.
Pahit, & sakit!

Aku menghela nafas,
“Sudahlah, mungkin ini bukan jalannya. Pasti ada pengalaman lain yang lebih berharga disini daripada menggapai tujuan ku itu. Wahai hati, tolong ikhlaskan apa yang terjadi. Ini bukan salahku, tapi memang belum saatnya aku terpilih. Dia pasti punya rencana lain.”



“Tuhan, beberapa waktu telah berlalu. Aku telah memilih jalan lain. Aku telah mengusahakan untuk itu, dengan segenap tenaga, pikiran, waktu, serta doa yang tak habis-habisnya ku panjatkan melalui lisanku, serta ridha kedua orangtua ku kepada-Mu. Untuk kali ini, ijinkan berikanlah kesempatan itu padaku Ya Allah..”

Selasa, 13 Agustus 2013

10 Langkah Sukses Kuliah



Awal September, sebagian besar kampus di Tanah Air akan memulai kembali perkuliahan. Tentu saja, kampus-kampus tersebut juga bersiap menyambut para mahasiswa baru.

Sebagai mahasiswa baru, tentu saja kita akan mengalami kesulitan beradaptasi, baik dengan lingkungan kampus, sistem perkuliahan, metode belajar, hingga urusan mencari teman baru. Supaya enggak bingung, ikuti aja sepuluh langkah ini.

1. Susun jadwal kuliah dengan baik. Pastikan jadwal kuliah kita enggak terlalu mepet atau bentrok satu sama lain. Jadwal kuliah yang baik adalah yang dapat memberikan kita sedikit jeda untuk beristirahat.

2. Hari pertama kuliah. Jangan malas mencatat meski di hari pertama kuliah dan informasi yang disampaikan dosen sudah kita ketahui.

3. Buat jadwal belajar. Untuk satu jam mata kuliah, kita butuh setidaknya dua jam belajar di luar kelas. Pelajari satu mata kuliah di jam yang sama setiap harinya. Tidak hanya mengerjakan tugas, tetapi juga pelajari kembali catatan di kelas dan pastikan kita memahami materi kuliah hari ini. Jangan lupa pelajari juga silabus perkuliahan sehingga kita dapat mempersiapkan diri untuk materi kuliah berikutnya.

4. Tempat belajar. Ruang belajar sebaiknya dilengkapi meja belajar, kursi yang nyaman, alat tulis, dsb. Satu hal penting, ruang belajar harus bebas dari gangguan. Jika memungkinkan, ruang belajar bukanlah ruang tempat kita beraktivitas, melainkan khusus untuk belajar.

5. Belajar di siang hari. Sebisa mungkin, manfaatkan siang hari sebagai waktu belajar. Jika kita butuh satu jam untuk mempelajari satu materi di siang hari, maka kita akan butuh 1,5 jam jika melakukannya di malam hari. Demikian seperti dikutip dari laman Middle Tennessee State University, Senin (12/8/2013).

6. Jadwalkan istirahat. Untuk setiap satu jam, ambillah 10 menit sebagai waktu istirahat. Hindari belajar secara terus menerus dalam waktu yang lama. Sebarkan beberapa sesi waktu belajar sepanjang hari.

7. Manfaatkan fasilitas kampus. Cari tahu bagaimana caranya memakai laboratorium atau mencari literatur, video dan sumber informasi lain di perpustakaan. Coba juga untuk mengenal dekat dosen sehingga kita tidak canggung untuk bertanya.

8. Kelompok belajar. Cari dua hingga tiga teman di kelas yang mau diajak belajar bersama. Penelitian menunjukkan, mahasiswa yang belajar bersama secara rutin akan mendapat nilai lebih bagus. Bisa jadi kita lebih termotivasi belajar dan memahami suatu konsep ketika mengajarkan atau mendiskusikannya dengan teman. Tetapi, ingatlah untuk tetap fokus dan tidak kebanyakan ngobrol.

9. Pelajari materi yang sulit lebih dulu. Ketika otak dan tubuh masih segar, pelajarilah materi pelajaran yang lebih sulit terlebvih dahulu. Menundanya dan mempelajarinya ketika kita lelah hanya akan membuat materi tersebut makin sulit dipahami.

10. Jangan memaksakan diri. Belajar berjam-jam tanpa memperhatikan waktu istirahat dan tidur atau tidak makan hanyalah kesia-siaan. Jauhi junk food dan kafein sebelum atau sesudah belajar. 
Sumber : http://www.e-campusradio.com/2013/08/10-langkah-sukses-kuliah.html

Senin, 29 Juli 2013

FENOMENA "ANEH BIN LALAI" DI BULAN PUASA


Bulan Puasa atau Bulan Ramadhan sebagian besar dirindukan oleh umatnya, karena bulan Ramadhan mempunyai banyak keistimewaan dibanding bulan-bulan lainnya. Tapi yang anehnya, masih banyak juga orang “aneh bin lalai” di bulan puasa. Mungkin kategori-kategori dibawah ini termasuk diantara kita. 

1. Puasa sih, tapi ga shalat.
Ini nih yang paling sering ditemui. Puasa tapi ga shalat, gimana ya? Masalah berpahala atau ga, wallahu’alam. Puasa itu untuk Allah. Semua ibadah yang kita lakukan itu untuk Allah. Tapi ingat kembali, apa saja rukun Islam? Yang kedua adalah SHALAT setelah syahadat. Shalat adalah pondasi utama, merupakan tiang agama.
Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda, “Islam itu dibangun di atas lima perkara, yaitu: bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitulloh, dan berpuasa pada bulan Ramadhan.

2. Puasa, tapi makin konsumtif.
Puasa yaitu menahan segala sesuatu dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Bukan sekedar itu saja, puasa juga menahan hawa nafsu.
Menjelang berbuka puasa, orang-orang berbondong-bondong membeli jajanan untuk berbuka puasa, beli makanan atau membuat berbagai macam masakan di rumah. Pada akhirnya, makanan tersebut tak jarang di buang atau kalaupun habis, seringnya orang-orang tersebut malah kekenyangan pas buka puasa alias balas dendam. Ujung-ujungnya sering menunda waktu shalat maghrib lantaran perut masih kenyang.

3. Ibadah di Bulan Ramadhan ga ada target tertentu, & biasa aja, tapi persiapannya untuk lebaran?
“Baju udah punya berapa potong?”, “ Baju ada 4 potong, celana 2, mukena 1.”
“Kue udah ada berapa macam?” , “Kue keringnya 5, kue lapisnya nunggu dekat lebaran. Airnya 3 kotak.”
“Udah bersih-bersih rumah?”, “ Yup, udah mulai sedikit-sedikit. Gorden baru, taplak baru, bahkan alas kaki baru. “ :D
Wuih,.. persiapannya.

 Puasa jalan terus. Tapi,
“ Tarawih tiap malam ga?”, “ Nggaaak.”
“Ngaji udah khatam?” Beluuum.
“Ikut nuzulul Qur’an?” Geleng kepala.
“Nungguin malam lailatur qadar?” Geleng lagi.
“I’tikaf?” Boro-boro.

4. Buka puasa bareng teman, tapi shalat maghribnya?
Ga ada salahnya buat kamu yang mau buka puasa diluar bareng teman. Karena ga jarang orang memanfaatkan moment berbuka puasa sebagai media untuk bersilaturahmi. Misalnya silaturahmi sama kawan-kawan lama, istilahnya reuni teman-teman kuliah, teman SMA, teman SMP, teman SD, & ga tau juga ada apa ga reuni teman-teman TK (hehe..). Tapi yang menyedihkan disini setelah berbuka puasa. Bukannya bergegas cari mesjid & shalat maghrib, kebanyakan orang malah duduk-duduk aja & masih asik nongkrong. 

5. Tarawih, tapi janjian ketemu atau sekedar ngeliatin ‘someone’.
Ini pemandangan yang kadang aku temui ketika shalat tarawih di mesjid. Si cewek selesai shalat tarawih menuju ke tempat parkir mesjid. Ia duduk diatas motornya & utak-atik hp. Pasti smsnya “kamu dimana?”. Jreng jreng.. tak lama kemudian si cowok muncul dengan motornya. Nah lho..
Niatnya shalat tarawih atau apa? “Innamal A’malu Binniat Wa Innama Likullimriin Ma Nawa. Famankana Hijratuhu illallah Wa Rasulihi Fahijratuhu Illallah Wa Rasulihi. Wa Mankanat Hijratuhu liddunya Yushibuha Au Imraatu Yankikhuha Fahijratuhu Ila ma Hajara Ilaihi” (HR Bukhori Muslim)
(Sesungguhnya Segala Perbuatan Itu Disertai Dengan Niat dan Segala Perkara itu Tergantung apa yang diniatkan. Maka Barang siapa hijrahnya karena Allah dan rasulnya Maka Hijrahnya untuk Allah dan Rasulnya. Dan Barang Siapa Hijrahnya karena Urusan Dunia Atau Wanita untuk dinikahi Maka Hijrahnya Untuk Apa yang telah Dihijrahinya Tersebut)

Untuk saat ini cukup lima dulu yang bisa aku paparkan. Mungkin kita termasuk dalam salah satu kategori diatas, tapi mudah-mudahan nggak ya. Sayang sekali bulan ini kita sia-siakan. Siapa yang bisa jamin kita bertemu di bulan Ramadhan selanjutnya? Wallahu’alam. Semoga bermanfaat.:)

Minggu, 28 Juli 2013

Kerangka Konseptual

KERANGKA KONSEPTUAL 
Kerangka kerja konseptual merupakan suatu system yang koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat,fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kebutuhan akan kerangka kerja konseptual
Mengapa kerangka kerja konseptual dibutuhkan
1.  Agar bermanfaat, maka penetapan standar harus berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian konsep serta tujuan fundamental. Kerangka kerja yang baik akan memungkinkan FASB menerbitkan standar-standar yang lebih berguna dan konsisten dari waktu ke waktu. Sekelompok standar dan aturan-aturan yang koheren harus dihasilkan. Kerangka kerja konseptual kan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai LK atas pelaporan keuangan dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan
2.  Masalah-masalah praktis yang baru akan dapa dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada. 
Perkembangan kerangka kerja konseptual
Selama bertahun-tahun, berbagai organisasi telah mengembangkan serta mempublikasikan kerangka kerja konseptualnya sendiri, tetapi tidak ada kerangka kerja yang diterima secara universal dan diandalkan dalam praktek
FASB pada tahun 1976 mulai mengembangkan kerangka kerja konseptual yang akan menjadi dasar bagi penetapan standar akuntansi dan pemecahan kontroversi pelaporan keuangan. Sejak dokumen itu diterbitkan FASB telah menerbitkan enam statements of financial accounting concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis yaitu:
1.   SFAC No.1, “Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises,” yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi
2.   SFAC No.2, “Qualitative Characteristics of Accounting Information,” yang menjelaskan karekateristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat
3.   SFAC No.3, “Elements of Financial Statement of Business Enterprises ,” yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban
4.   SFAC No.5, “Recognition and Measurement in Financial Statement of Business Enterprises,” yang memetapkan criteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan dalam LK dan kapan waktunya
5.   SFAC No.6, “Elements of Financial Statements,” yang menggantikan SFAC No 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
6.   SFAC No.7, “Using Cash Flow Information And Present Value In Accounting,” yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran.

TINGKAT PERTAMA: TUJUAN DASAR
Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
  1. Yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman yang memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit
  2. Untuk menbantu investor yang potensial, kreditor yang potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan; dan
  3. Tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di dalamnya.
TINGKAT KEDUA: KONSEP-KONSEP FUNDAMENTAL
Tujuan (tingkat pertama) berhubunga dengan tujuan dan sasaran dari akuntansi. Diantara kedua tingkat ini, diperlukan tiang-tiang konseptual untuk menjelaskan karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi dan mendefinisikan unsure-unsur LK. Tiang-tiang konseptual ini akan membentuk jembatan antara mengapa akuntansi (tujuan) dengan bagaimana akuntansi (pengakuan dan pengukuran)

TINGKAT KETIGA: KONSEP-KONSEP PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
Tingkat ketiga dari kerangka kerja konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur dna dilaporkan oleh perusahaan.

A. KONSEP-KONSEP FUNDAMENTAL
Karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi
Pemilihan metode akuntansi yang tepat, jumlah dan jenis informasi yang harus diungkapkan, serta formal penyajiannya melipatkan penetuan alternative mana yang menyediakan informasi paling bermanfaat untuk tujuan pengambilan keputusan.
Pengambil keputusan pemakai dan kemampuan memahami
Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambilm keputusan sangat bervariasi, begitu juga dengan metode pengambilan keputusan yang mereka gunakan, informasi yang telah mereka miliki atau dapatkan dari sumber-sumber lain, dan kemampuan mereka untuk memproses informasi. Agar informasi menjadi bermanfaat harus ada hubungan (kaitan) antara para pemakai ini dengan keputusan yang mereka buat. Kaitan ini yaitu kemampuan memahami adalah kualitas informasi yang memungkinkan pemakai merasakan signifikansi dari informasi tersebut.
Kualitas primer: Relevansi dan Reliabilitas
Relevansi dan reliabilitas merupakan dua kualitas primer yang membuat informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan.
Kualitas Sekunder: Komparabilitas dan Konsistensi
Komparabilitas. Informasi dari berbagai perusahaan dipandang memiliki komparabilitas jika telah diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama. Komparabilitas memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan riil dalam peristiwa ekonomi antarperusahaan
Konsitensi. Apabila sebuah entitas mengaplikasikan perlakuan akuntansi yang sama untuk kejadian-kejadian yang serupa, dari period eke periode maka entitas tsb dianggap konsisten.
Unsur-unsur dasar
Salah satu aspek penting dari proses pengembangan struktur teoritis adalah unsur-unsur dasar (basic elements) atau definisi yang akan dimasukkan ke dalam struktur. Akuntansi banyak memakai istilah yang memiliki arti khusus. Salah satu istilah adalah Aktiva.

B. PENGAKUAN & PENGUKURAN
Asumsi-asumsi dasar
Empat asumsi dasar (basic element) yang mendasari struktur akuntasi keuangan adalah:
  1)   Asumsi Entitas Ekonomi. Mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasi dengan unit pertanggungjawaban tertentu.
  2) Asumsi Kelangsungan Hidup. Yaitu perusahaan akan memiliki umur yang panjang. Pengalaman mengindikasikan bahwa, meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang. Dan walaupun akuntan tidak percaya bahwa perusahaan akan hidup selamanya, akuntan mengasumsikan bahwa perusahaan akan hidup cukup lama untuk memenuhi tujuan dan komitennya.
  3) Asumsi Unit Moneter. Mengandung arti bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi. Asumsi ini menyiratkan bahwa unit moneter adalah cara yang paling efektif untuk menunjukkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang perubahan modal serta pertukaran barang dan jasa
  4)  Asumsi Periodesitas. Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi perusahaan adalah dengan mengukurnya pada saat perusahaan tsb dilikuidasi. Namun pengambil keputusan tidak bias menunggu selama itu untuk menerima informasi semacam itu. Pemakai perlu diberitahu tentang kinerja dan status ekonomi perusahaan dari waktu ke waktu agar dapat mengevaluasi dan membandingkan dengan perusahaan lain. Jadi informasi harus dilaporkan secara periodik.