Welcome to My blog

"Bila kamu tak tahan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan.(Imam Syafi’i)"

Minggu, 28 Juli 2013

Kerangka Konseptual

KERANGKA KONSEPTUAL 
Kerangka kerja konseptual merupakan suatu system yang koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat,fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kebutuhan akan kerangka kerja konseptual
Mengapa kerangka kerja konseptual dibutuhkan
1.  Agar bermanfaat, maka penetapan standar harus berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian konsep serta tujuan fundamental. Kerangka kerja yang baik akan memungkinkan FASB menerbitkan standar-standar yang lebih berguna dan konsisten dari waktu ke waktu. Sekelompok standar dan aturan-aturan yang koheren harus dihasilkan. Kerangka kerja konseptual kan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai LK atas pelaporan keuangan dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan
2.  Masalah-masalah praktis yang baru akan dapa dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada. 
Perkembangan kerangka kerja konseptual
Selama bertahun-tahun, berbagai organisasi telah mengembangkan serta mempublikasikan kerangka kerja konseptualnya sendiri, tetapi tidak ada kerangka kerja yang diterima secara universal dan diandalkan dalam praktek
FASB pada tahun 1976 mulai mengembangkan kerangka kerja konseptual yang akan menjadi dasar bagi penetapan standar akuntansi dan pemecahan kontroversi pelaporan keuangan. Sejak dokumen itu diterbitkan FASB telah menerbitkan enam statements of financial accounting concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis yaitu:
1.   SFAC No.1, “Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises,” yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi
2.   SFAC No.2, “Qualitative Characteristics of Accounting Information,” yang menjelaskan karekateristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat
3.   SFAC No.3, “Elements of Financial Statement of Business Enterprises ,” yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban
4.   SFAC No.5, “Recognition and Measurement in Financial Statement of Business Enterprises,” yang memetapkan criteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan dalam LK dan kapan waktunya
5.   SFAC No.6, “Elements of Financial Statements,” yang menggantikan SFAC No 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
6.   SFAC No.7, “Using Cash Flow Information And Present Value In Accounting,” yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran.

TINGKAT PERTAMA: TUJUAN DASAR
Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
  1. Yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman yang memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit
  2. Untuk menbantu investor yang potensial, kreditor yang potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan; dan
  3. Tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di dalamnya.
TINGKAT KEDUA: KONSEP-KONSEP FUNDAMENTAL
Tujuan (tingkat pertama) berhubunga dengan tujuan dan sasaran dari akuntansi. Diantara kedua tingkat ini, diperlukan tiang-tiang konseptual untuk menjelaskan karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi dan mendefinisikan unsure-unsur LK. Tiang-tiang konseptual ini akan membentuk jembatan antara mengapa akuntansi (tujuan) dengan bagaimana akuntansi (pengakuan dan pengukuran)

TINGKAT KETIGA: KONSEP-KONSEP PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
Tingkat ketiga dari kerangka kerja konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur dna dilaporkan oleh perusahaan.

A. KONSEP-KONSEP FUNDAMENTAL
Karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi
Pemilihan metode akuntansi yang tepat, jumlah dan jenis informasi yang harus diungkapkan, serta formal penyajiannya melipatkan penetuan alternative mana yang menyediakan informasi paling bermanfaat untuk tujuan pengambilan keputusan.
Pengambil keputusan pemakai dan kemampuan memahami
Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambilm keputusan sangat bervariasi, begitu juga dengan metode pengambilan keputusan yang mereka gunakan, informasi yang telah mereka miliki atau dapatkan dari sumber-sumber lain, dan kemampuan mereka untuk memproses informasi. Agar informasi menjadi bermanfaat harus ada hubungan (kaitan) antara para pemakai ini dengan keputusan yang mereka buat. Kaitan ini yaitu kemampuan memahami adalah kualitas informasi yang memungkinkan pemakai merasakan signifikansi dari informasi tersebut.
Kualitas primer: Relevansi dan Reliabilitas
Relevansi dan reliabilitas merupakan dua kualitas primer yang membuat informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan.
Kualitas Sekunder: Komparabilitas dan Konsistensi
Komparabilitas. Informasi dari berbagai perusahaan dipandang memiliki komparabilitas jika telah diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama. Komparabilitas memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan riil dalam peristiwa ekonomi antarperusahaan
Konsitensi. Apabila sebuah entitas mengaplikasikan perlakuan akuntansi yang sama untuk kejadian-kejadian yang serupa, dari period eke periode maka entitas tsb dianggap konsisten.
Unsur-unsur dasar
Salah satu aspek penting dari proses pengembangan struktur teoritis adalah unsur-unsur dasar (basic elements) atau definisi yang akan dimasukkan ke dalam struktur. Akuntansi banyak memakai istilah yang memiliki arti khusus. Salah satu istilah adalah Aktiva.

B. PENGAKUAN & PENGUKURAN
Asumsi-asumsi dasar
Empat asumsi dasar (basic element) yang mendasari struktur akuntasi keuangan adalah:
  1)   Asumsi Entitas Ekonomi. Mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasi dengan unit pertanggungjawaban tertentu.
  2) Asumsi Kelangsungan Hidup. Yaitu perusahaan akan memiliki umur yang panjang. Pengalaman mengindikasikan bahwa, meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang. Dan walaupun akuntan tidak percaya bahwa perusahaan akan hidup selamanya, akuntan mengasumsikan bahwa perusahaan akan hidup cukup lama untuk memenuhi tujuan dan komitennya.
  3) Asumsi Unit Moneter. Mengandung arti bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi. Asumsi ini menyiratkan bahwa unit moneter adalah cara yang paling efektif untuk menunjukkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang perubahan modal serta pertukaran barang dan jasa
  4)  Asumsi Periodesitas. Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi perusahaan adalah dengan mengukurnya pada saat perusahaan tsb dilikuidasi. Namun pengambil keputusan tidak bias menunggu selama itu untuk menerima informasi semacam itu. Pemakai perlu diberitahu tentang kinerja dan status ekonomi perusahaan dari waktu ke waktu agar dapat mengevaluasi dan membandingkan dengan perusahaan lain. Jadi informasi harus dilaporkan secara periodik.


Tidak ada komentar: