Welcome to My blog

"Bila kamu tak tahan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan.(Imam Syafi’i)"

Senin, 29 Juli 2013

FENOMENA "ANEH BIN LALAI" DI BULAN PUASA


Bulan Puasa atau Bulan Ramadhan sebagian besar dirindukan oleh umatnya, karena bulan Ramadhan mempunyai banyak keistimewaan dibanding bulan-bulan lainnya. Tapi yang anehnya, masih banyak juga orang “aneh bin lalai” di bulan puasa. Mungkin kategori-kategori dibawah ini termasuk diantara kita. 

1. Puasa sih, tapi ga shalat.
Ini nih yang paling sering ditemui. Puasa tapi ga shalat, gimana ya? Masalah berpahala atau ga, wallahu’alam. Puasa itu untuk Allah. Semua ibadah yang kita lakukan itu untuk Allah. Tapi ingat kembali, apa saja rukun Islam? Yang kedua adalah SHALAT setelah syahadat. Shalat adalah pondasi utama, merupakan tiang agama.
Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda, “Islam itu dibangun di atas lima perkara, yaitu: bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitulloh, dan berpuasa pada bulan Ramadhan.

2. Puasa, tapi makin konsumtif.
Puasa yaitu menahan segala sesuatu dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Bukan sekedar itu saja, puasa juga menahan hawa nafsu.
Menjelang berbuka puasa, orang-orang berbondong-bondong membeli jajanan untuk berbuka puasa, beli makanan atau membuat berbagai macam masakan di rumah. Pada akhirnya, makanan tersebut tak jarang di buang atau kalaupun habis, seringnya orang-orang tersebut malah kekenyangan pas buka puasa alias balas dendam. Ujung-ujungnya sering menunda waktu shalat maghrib lantaran perut masih kenyang.

3. Ibadah di Bulan Ramadhan ga ada target tertentu, & biasa aja, tapi persiapannya untuk lebaran?
“Baju udah punya berapa potong?”, “ Baju ada 4 potong, celana 2, mukena 1.”
“Kue udah ada berapa macam?” , “Kue keringnya 5, kue lapisnya nunggu dekat lebaran. Airnya 3 kotak.”
“Udah bersih-bersih rumah?”, “ Yup, udah mulai sedikit-sedikit. Gorden baru, taplak baru, bahkan alas kaki baru. “ :D
Wuih,.. persiapannya.

 Puasa jalan terus. Tapi,
“ Tarawih tiap malam ga?”, “ Nggaaak.”
“Ngaji udah khatam?” Beluuum.
“Ikut nuzulul Qur’an?” Geleng kepala.
“Nungguin malam lailatur qadar?” Geleng lagi.
“I’tikaf?” Boro-boro.

4. Buka puasa bareng teman, tapi shalat maghribnya?
Ga ada salahnya buat kamu yang mau buka puasa diluar bareng teman. Karena ga jarang orang memanfaatkan moment berbuka puasa sebagai media untuk bersilaturahmi. Misalnya silaturahmi sama kawan-kawan lama, istilahnya reuni teman-teman kuliah, teman SMA, teman SMP, teman SD, & ga tau juga ada apa ga reuni teman-teman TK (hehe..). Tapi yang menyedihkan disini setelah berbuka puasa. Bukannya bergegas cari mesjid & shalat maghrib, kebanyakan orang malah duduk-duduk aja & masih asik nongkrong. 

5. Tarawih, tapi janjian ketemu atau sekedar ngeliatin ‘someone’.
Ini pemandangan yang kadang aku temui ketika shalat tarawih di mesjid. Si cewek selesai shalat tarawih menuju ke tempat parkir mesjid. Ia duduk diatas motornya & utak-atik hp. Pasti smsnya “kamu dimana?”. Jreng jreng.. tak lama kemudian si cowok muncul dengan motornya. Nah lho..
Niatnya shalat tarawih atau apa? “Innamal A’malu Binniat Wa Innama Likullimriin Ma Nawa. Famankana Hijratuhu illallah Wa Rasulihi Fahijratuhu Illallah Wa Rasulihi. Wa Mankanat Hijratuhu liddunya Yushibuha Au Imraatu Yankikhuha Fahijratuhu Ila ma Hajara Ilaihi” (HR Bukhori Muslim)
(Sesungguhnya Segala Perbuatan Itu Disertai Dengan Niat dan Segala Perkara itu Tergantung apa yang diniatkan. Maka Barang siapa hijrahnya karena Allah dan rasulnya Maka Hijrahnya untuk Allah dan Rasulnya. Dan Barang Siapa Hijrahnya karena Urusan Dunia Atau Wanita untuk dinikahi Maka Hijrahnya Untuk Apa yang telah Dihijrahinya Tersebut)

Untuk saat ini cukup lima dulu yang bisa aku paparkan. Mungkin kita termasuk dalam salah satu kategori diatas, tapi mudah-mudahan nggak ya. Sayang sekali bulan ini kita sia-siakan. Siapa yang bisa jamin kita bertemu di bulan Ramadhan selanjutnya? Wallahu’alam. Semoga bermanfaat.:)

Minggu, 28 Juli 2013

Kerangka Konseptual

KERANGKA KONSEPTUAL 
Kerangka kerja konseptual merupakan suatu system yang koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat,fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kebutuhan akan kerangka kerja konseptual
Mengapa kerangka kerja konseptual dibutuhkan
1.  Agar bermanfaat, maka penetapan standar harus berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian konsep serta tujuan fundamental. Kerangka kerja yang baik akan memungkinkan FASB menerbitkan standar-standar yang lebih berguna dan konsisten dari waktu ke waktu. Sekelompok standar dan aturan-aturan yang koheren harus dihasilkan. Kerangka kerja konseptual kan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai LK atas pelaporan keuangan dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan
2.  Masalah-masalah praktis yang baru akan dapa dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada. 
Perkembangan kerangka kerja konseptual
Selama bertahun-tahun, berbagai organisasi telah mengembangkan serta mempublikasikan kerangka kerja konseptualnya sendiri, tetapi tidak ada kerangka kerja yang diterima secara universal dan diandalkan dalam praktek
FASB pada tahun 1976 mulai mengembangkan kerangka kerja konseptual yang akan menjadi dasar bagi penetapan standar akuntansi dan pemecahan kontroversi pelaporan keuangan. Sejak dokumen itu diterbitkan FASB telah menerbitkan enam statements of financial accounting concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis yaitu:
1.   SFAC No.1, “Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises,” yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi
2.   SFAC No.2, “Qualitative Characteristics of Accounting Information,” yang menjelaskan karekateristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat
3.   SFAC No.3, “Elements of Financial Statement of Business Enterprises ,” yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban
4.   SFAC No.5, “Recognition and Measurement in Financial Statement of Business Enterprises,” yang memetapkan criteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan dalam LK dan kapan waktunya
5.   SFAC No.6, “Elements of Financial Statements,” yang menggantikan SFAC No 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
6.   SFAC No.7, “Using Cash Flow Information And Present Value In Accounting,” yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran.

TINGKAT PERTAMA: TUJUAN DASAR
Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
  1. Yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman yang memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit
  2. Untuk menbantu investor yang potensial, kreditor yang potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan; dan
  3. Tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di dalamnya.
TINGKAT KEDUA: KONSEP-KONSEP FUNDAMENTAL
Tujuan (tingkat pertama) berhubunga dengan tujuan dan sasaran dari akuntansi. Diantara kedua tingkat ini, diperlukan tiang-tiang konseptual untuk menjelaskan karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi dan mendefinisikan unsure-unsur LK. Tiang-tiang konseptual ini akan membentuk jembatan antara mengapa akuntansi (tujuan) dengan bagaimana akuntansi (pengakuan dan pengukuran)

TINGKAT KETIGA: KONSEP-KONSEP PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
Tingkat ketiga dari kerangka kerja konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur dna dilaporkan oleh perusahaan.

A. KONSEP-KONSEP FUNDAMENTAL
Karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi
Pemilihan metode akuntansi yang tepat, jumlah dan jenis informasi yang harus diungkapkan, serta formal penyajiannya melipatkan penetuan alternative mana yang menyediakan informasi paling bermanfaat untuk tujuan pengambilan keputusan.
Pengambil keputusan pemakai dan kemampuan memahami
Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambilm keputusan sangat bervariasi, begitu juga dengan metode pengambilan keputusan yang mereka gunakan, informasi yang telah mereka miliki atau dapatkan dari sumber-sumber lain, dan kemampuan mereka untuk memproses informasi. Agar informasi menjadi bermanfaat harus ada hubungan (kaitan) antara para pemakai ini dengan keputusan yang mereka buat. Kaitan ini yaitu kemampuan memahami adalah kualitas informasi yang memungkinkan pemakai merasakan signifikansi dari informasi tersebut.
Kualitas primer: Relevansi dan Reliabilitas
Relevansi dan reliabilitas merupakan dua kualitas primer yang membuat informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan.
Kualitas Sekunder: Komparabilitas dan Konsistensi
Komparabilitas. Informasi dari berbagai perusahaan dipandang memiliki komparabilitas jika telah diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama. Komparabilitas memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan riil dalam peristiwa ekonomi antarperusahaan
Konsitensi. Apabila sebuah entitas mengaplikasikan perlakuan akuntansi yang sama untuk kejadian-kejadian yang serupa, dari period eke periode maka entitas tsb dianggap konsisten.
Unsur-unsur dasar
Salah satu aspek penting dari proses pengembangan struktur teoritis adalah unsur-unsur dasar (basic elements) atau definisi yang akan dimasukkan ke dalam struktur. Akuntansi banyak memakai istilah yang memiliki arti khusus. Salah satu istilah adalah Aktiva.

B. PENGAKUAN & PENGUKURAN
Asumsi-asumsi dasar
Empat asumsi dasar (basic element) yang mendasari struktur akuntasi keuangan adalah:
  1)   Asumsi Entitas Ekonomi. Mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasi dengan unit pertanggungjawaban tertentu.
  2) Asumsi Kelangsungan Hidup. Yaitu perusahaan akan memiliki umur yang panjang. Pengalaman mengindikasikan bahwa, meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang. Dan walaupun akuntan tidak percaya bahwa perusahaan akan hidup selamanya, akuntan mengasumsikan bahwa perusahaan akan hidup cukup lama untuk memenuhi tujuan dan komitennya.
  3) Asumsi Unit Moneter. Mengandung arti bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi. Asumsi ini menyiratkan bahwa unit moneter adalah cara yang paling efektif untuk menunjukkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang perubahan modal serta pertukaran barang dan jasa
  4)  Asumsi Periodesitas. Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi perusahaan adalah dengan mengukurnya pada saat perusahaan tsb dilikuidasi. Namun pengambil keputusan tidak bias menunggu selama itu untuk menerima informasi semacam itu. Pemakai perlu diberitahu tentang kinerja dan status ekonomi perusahaan dari waktu ke waktu agar dapat mengevaluasi dan membandingkan dengan perusahaan lain. Jadi informasi harus dilaporkan secara periodik.


SEJARAH STANDAR AKUNTANSI DI INDONESIA


SEJARAH STANDAR AKUNTANSI DI INDONESIA


Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusuri pada era penjajahan Belanda sekitar 17 (ADB 2003) atau sekitar tahun 1642 (Soemarso 1995). Jejak yang jelas berkaitan dengan praktik akuntansi di Indonesia dapat di temui pada tahun 1747, yaitu praktik pembukuan yang dilaksanakan Amphioen Socitey yang berkedudukan di Jakarta (Soemarso 1995). Pada era ini Belanda mengandalkan sistem pembukuan berpasangan (Double-entry bookkeeping) sebagaimana yang dikembangkan oleh luca Pacioli. Perusahaan VOC milik Belanda yang merupakan organisasi komersial utama selama masa penjajahan memainkan peranan penting dalam praktik bisnis di Indonesia selam era ini (Diga dan Yunus 1997).

Kesempatan bagi akuntan lokal (Indoenesia) mulai muncul pada tahun 1942-1945, dengan mundurnya Belanda dari Indonesia. Sampai tahun 1947 hanya ada satu orang akuntan yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari (Soemarso 1995). Praktik akuntansi model Belanda masih diggunakan selama era setelah kemerdekaan (1950an). Pendidikan dan pelatihan akuntansi masih didominasi oleh sistem akuntansi model Belanda.

Atas dasar nasionalisasi dan kelangkaan akuntan, Indonesia pada akhirnya berpaling ke praktik akuntansi model Amerika. Namun demikian, pada era ini praktik akuntansi model Amerika mampu berbaur dengan akuntansi model Belanda, terutama yang terjadi di lembaga pemerintah.

Pada awal tahun 1990an, tekanan untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan muncul seiring dengan terjadinya berbagai skandal pelaporan keuangan yang dapat mempengaruhi kepercayaan dan perilaku investor. Bank Duta Go Public pada tahun 1990 tetapi gagal mengungkapkan kerugian yang jumlah besar (ADB  2003).

Berbagai skandal telah mendorong pemerintah dan badan berwenang untuk mengeluarkan kebijakan regulasi yang ketat berkaitan dengan pelaporan keuangan. Pertama, pada September 1994, pemerintah melalui IAI mengadopsi seperangkat standar akuntansi keuangan (PSAK). Kedua, pemerintah bekerja sama dengan Bank Dunia (Work Bank) melaksanakan proyek Pengembangan Akuntansi yang ditunjuk untuk mengembangakan regulasi akuntansi dan melatih profesi akuntansi. Ketiga, pada tahun 1995, pemerintah membuat barbagai aturan berkaitan dengan akuntansi dalam Undang-undang Perseroan Terbatas. Keempat, pada tahun 1995 pemerintah memasukkan aspek akuntansi/ pelaporan keuangan kedalam Undang-undang Pasar Modal (Rosser 1999).

Jatuhnya nilai rupiah pada tahun 1997-1998 makin meningkatkan tekanan pada pemerintah untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan sampai awal 1998. Pada waktu ini kesalahan secara tidak langsung diarahkan pada buruknya praktik akutansi dan rendahnya kualitas keterbukaan informasi (Tansparancy). Ringkasan perkembangan praktik akuntansi di Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1

Faktor Lingkungan dan Praktik Akuntansi

PERKEMBANGAN POLITIK DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN EKONOMI
PERKEMBANGAN AKUNTANSI
ERA KOLONIAL BELANDA (1595-1945) :
·         Belanda menguasai Jawa dan kepulauan lain.
·         Islam menjadi agama mayoritas
Perusahaan Hindia Belanda (VOC) menguasai perdagangan di Indonesia. Keterlibatan dan aktifitas Pribumi di perdagangan dibatasi dengan ketat. Etnis China diberi hak khusus  dibidang perdagangan dan transportasi air
Belanda mengenalkan akuntansi di Indonesia Regulasi akuntansi yang pertama dikeluarkan tahun 1642 oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda. Regulasi terebut mengatur administrasi Kas dan Piutang (Abdil Kadir 1982)
ERA SUKARNO (1945-1966) :
Indonesia memperoleh kemerdekaan. Kepemimpinan presiden Soekarni dekat dengan pemerintah Cina (RRC). Tahun 1965 terjadi usaha kudeta oleh komunis yang berhasil digagalkan dan mendorong peran militer.
Dominasi perdagangan oleh Belanda dan China mendorong munculnya ketidak adilan di masyarakat. Akhirnya, Indonesia memilih pendekatan sosialis dalam pembangunan yang ditandai dengan dominasi peran Negara. Tahun 1958, semua perusahaan milik Belanda dinasionalisasi dan warga Negara Belanda keluar dari Indonesia.
Akademi lulusan Amerika mengisi kekosongan posisi akuntan dan sistem akuntansi dan auditing Amerika dikenalkan di Indonesia. Baik akuntansi model Belanda maupun Amerika digunakan secara bersama. Ikatan Akuntansi Indonesia didirikan tahun 1957 untuk memberi pedoman dan untuk mengkoordinasi aktivitas akuntan.
ERA SUHARTO (1966-1998) :
Suharto menjadi Presiden tahun 1966 dengan pendekatan kebijakan ekonomi dan politik yang konservatif
Dibawah kepemimpinan Suharto, pembangunan ekonomi didasarkan pada pendekatan kapitalis. Investor asing didorong dan tahun 1967 dikeluarkan Undang-undang Penanaman Modal Asing yang menghasilkan munculnya perusahaan asing

Tahun 1997-1998 Krisis Keuangan Asia menimpa Indonesia dan banyak perusahaan yang bangkrut.
Terjadi transfer pengetahuan dan keahlian akuntansi secara langsung dari kantor pusat perusahaan asing kepada karyawan Indonesia dan secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas bisnis.
Tahun 1973, IAI mengadopsi seperangkat prinsip akuntansi dan standar auditing serta professional code of conduct. Prinsip-prinsip akuntansi didasarkan pada pedoman akuntansi yang dipublikasikan AICPA tahun 1965.
Standar akuntansi internasional diadopsi tahun 1995
ERA SETELAH SUHARTO (SETELAH 1998) :
Suharto dipaksa mengundurkan diri pada tahun 1998

Indonesia berjuang dari kesulitan ekonomi dan stabilitas sosial.

Regulasi diperketat untuk memperbaiki pengungkapa informasi.


Sabtu, 27 Juli 2013

Tips Menjadi "Bukan Sekedar Mahasiswa"

Sebagian tips ini aku dapat dari beberapa senior, buku yang aku baca & menurut pengalaman pribadi juga tentunya. Lebih cocok tips ini digunakan ketika kamu masih MaBa alias Mahasiswa Baru yang ‘mungkin’ lagi pada bingung & adaptasi buat masuk ke lingkungan baru. Bahasa Pontianaknya “lagi sepok-sepoknye”. Kampus baru, teman-teman baru, guru-guru alias dosen-dosen, satpam bahkan cleaning service nya yang juga baru bagi kamu.
Tapi kamu yang sudah menjadi MaLam alias Mahasiswa Lama ga ada salahnya kok gunakan tips ini. Mudah-mudahan berguna bagi kita semua.

1. Membangun Citra dengan cara SENYUM
Ini adalah cara paling simple dan mudah. Siapapun yang kamu temui di kampus, sapa dan usahakan tersenyum. Mulai dari teman-teman, kakak-kakak senior (walaupun kadang mereka cuek, jutek, judes ngadepin MaBa, tapi sebenarnya mereka baik kok. kayak aku.. hehe), dosen, staf TU & akademik, satpam sampai cleaning service nya. Dengan sendirinya kamu akan dikenal karena keramahan mu.
“Psst psst, kenal gak sama anak itu?”
“Yang mana?”
“Yang suka senyum itu lho…”
“Ohh… namanya si anu”
Berlatih tersenyum, & ikhlas. Tapi awas, jangan senyum-senyum sendiri. :D

2. Serius di Awal
Masih awal kalau di semester 1, 2 atau 3. Masih semangat tentunya. Manfaatin moment ini untuk benar-benar serius & tekun diawal. Karena kata beberapa senior, “makin tinggi semesternya, mata kuliahnya makin sulit”, emang bener kak -_- . “Semester 5-6 itu, semester DEWA”, emang lebay sih, tapi menurutku ini masa-masa emas.
Mata kuliah di semester awal masih tergolong mudah. Usahakan dapat “A” atau “B”. Karena semakin tinggi semester, biasanya nada-nada mulai berirama. Ada “C, E, D”. Tapi mudah-mudahan nggak ya.
So, mulailah dengan AWAL yang BAIK & mudah-mudahan di AKHIRI juga dengan yang BAIK.

3. Sok Pintar
Mungkin terkesan banyak omong atau ‘kepo’ begitu? Nggak kok. Sebaiknya kamu terapkan tips ini hanya kepada Dosen yang lagi ngajar di kelas atau ketika forum diskusi abis temen presentasi. Tentunya jangan asal nanya juga, ntar di bilang ‘carmuk’ atau ‘masa gitu aja ga tau’. Nah lho.. Jadi persiapkan juga pertanyaan kamu, minimal ada baca dikit tentang materi yang disampaikan. Kalau ada kesempatan buat menanggapi, tanggapin aja apa yang kamu tau. Toh, kalaupun salah, juga bakal diluruskan sama dosennya & latihan juga supaya kamu berani ngomong di depan banyak orang.

4. Ikut Pengkaderan
Setiap organisasi manapun di kampus pasti semuanya punya kegiatan pengkaderan. Terasa banget ketika aku jadi MaBa. Senin sampai Minggu, ketemu Senin lagi. Full di kampus. Senin-Jum’at kuliah, sabtu minggu kegiatan organisasi. Biarpun lelah, jangan lewatkan kegiatan ini buat kamu yang mau jadi “bukan sekedar mahasiswa”. Karena menurut seorang Dekan (Pak Aswandi), “Ilmu yang kita dapatkan di kelas hanya digunakan 20% ketika kita di dunia kerja”.
Makanya, setiap pengkaderan yang diadakan organisasi kampus, ikutin aja. Itu salah satu wadah buat kenalan dengan teman-teman & kakak senior baik yang satu jurusan kayak HMJ atau Hima, satu ideologi kayak UKM kerohanian, satu hobi kayak UKM olahraga, kesenian, ilmiah atau yang suka politik, bisa ke BEM.
Kata bu Dekan, “Jangan jadi mahasiswa kupu-kupu, kuliah pulang-kuliah pulang. Tapi jadilah mahasiswa kura-kura, kuliah rapat-kuliah rapat.”
Jadi aktivis kampus itu, kereeen. Tapi jangan sampai keteteran IPK nya.

5. Freelance
Buat kamu yang tergolong masih punya waktu luang & belum terlalu sibuk, boleh aja manfaatkan waktu kamu buat kerja sampingan. Macam-macam, contohnya, kalau hobi kamu foto-foto mending jadi fotografer freelance, daripada foto-foto alay mending menghasilkan uang kan?
Atau buat kamu yang suka nulis, bisa jadi wartawan lepas atau sering-sering aja kirim artikel ke kantor media massa.
Yang mau jadi pengusaha juga bisa kuliah sambil jualan, bawa jualan ke kelas (di kampus ku lagi nge-tren soalnya, maklum Fakultas Ekonomi).
Lumayan, kan? Hobi bisa menghasilkan uang.

Tips diatas masih sebagian kecil dari banyak tips lainnya, tapi mudah-mudahan dari sedikit yang disampaikan diatas bermanfaat & dapat diterapkan.
Selamat Mencoba!