Welcome to My blog

"Bila kamu tak tahan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan.(Imam Syafi’i)"

Selasa, 29 Maret 2016

Keburukan dan Keindahan

Oleh : Amanah Hijriah

Didunia ini, Tuhan menciptakan segala sesuatunya dengan berpasang-pasangan. Dan yang berpasang-pasangan itu kita ketahui banyak diantaranya yang memiliki sifat berkebalikan. Pasang & surut, laki-laki & perempuan, hidup & mati, kebahagiaan & kesedihan, manis & pahit, tak terkecuali keindahan & keburukan. Dunia ini diciptakan Tuhan untuk saling melengkapi. Disetiap baik buruknya, Dia simpan makna tersembunyi yang kita sebut hikmah. Alangkah baiknya jika kita mampu menyadari itu semua. Namun manusia bukan makhluk yang tanpa cela. Manusia terkadang terlalu terlena dengan hal-hal yang indah menurutnya, yang dapat memuaskan hasrat dan keinginannya. Ketika diberi keburukan, dia ingkar dan membencinya.

Lalu apa sebenarnya keindahan? Tidak ada definisi yang tepat untuk menjelaskan kata ini, karena keindahan dinilai dari sudut pandang manusia yang menilainya. Namun keindahan itu selalu berkaitan dengan perasaan nyaman dan senang ketika orang lain menikmati keindahan itu.

Tahukah? Bahwa keindahan bukan sekedar fisik yang terlihat.
Tahukah? Bahwa keindahan bukan hanya pemandangan yang membuat kita takjub.
Tahukah? Bahwa keindahan tidak hanya pada syair, puisi dan sastra.
Tahukah? Bahwa keindahan tidak hanya pada seni, nyanyian atau tarian.
Tahukah? Bahwa keindahan bukan sekedar apa yang disukai.
Tahukah? Bahwa keindahan tidak terletak apa yang membuat kita diatas angin.
Keindahan adalah ketika kita merasakan kebaikan.
Keindahan adalah ketika mampu menyadari bahwa hati kita masih bernyawa.
Keindahan adalah ketika kita merasakan bahwa selalu ada Dia.
Keindahan adalah ketika kita mampu menangkap setiap hikmah.
Keindahan adalah ketika airmata berubah menjadi doa.
Keindahan adalah ketika kebahagiaan itu nyata dan tidak bisa dibeli dengan materi.
Keindahan adalah ketika merasa tentram.

Sebagian orang mungkin berpikir bahwa keindahan itu adalah segala hal yang berkaitan dengan fisik. Tentang ketampanan, kecantikan paras, padahal itu boleh jadi membawa keburukan, yaitu kesombongan dalam hatinya dan meremehkan orang lain. Boleh jadi itu juga palsu, entah palsu karena diubah atau palsu karena sifat buruk si pemilik wajah. Orang yang buruk fisiknya, boleh jadi ia mempunyai akhlak yang indah, boleh jadi ia bersyukur karena kekurangan fisiknya, ia bisa menjaga dan dijaga dari pandangan orang-orang jahat.

 Tentang keindahan pakaiannya, rumahnya, kendaraannya dan harta apapun yang dimilikinya, boleh jadi membawa keburukan berupa kufur nikmat dan lupa pada Tuhannya. Orang yang buruk harta bendanya boleh jadi itu yang menjadi sebab ia dekat dengan Tuhannya, boleh jadi ia menjadi bagian dari orang-orang yang ikhlas.


Tentang buruknya kisah masa lalu atau yang sedang dihadapi saat ini, pasti Allah punya alasan agar kita menjadi lebih baik. Selain itu, Allah selalu menggantinya dengan keindahan, sesuai ketentuan-Nya bahwa setiap hal diciptakan berpasangan.

Kepedihan dan Kenikmatan

Oleh : Amanah Hijriah

Hidup didunia adalah perjalanan. Dalam perjalanan itu, tentu kita pernah merasakan berbagai macam peristiwa. Ketika kita menemui suatu hal yang menyenangkan saat perjalanan, seperti pemandangan alam yang jarang kita lihat, jalan yang bebas macet dan umumnya dalam setiap perjalanan pasti ada orang-orang baru yang kita temui. Namun tak semua perjalanan itu bebas hambatan. Kadang kita menemui masalah-masalah seperti kemacetan, kerusakan pada kendaraan yang kita gunakan, bahkan kecelakaan apabila kita tidak berhati-hati.
Begitu juga dengan hidup. Dalam hidup ini kita diberi kenikmatan yang luar biasa namun tak jarang kita lupa mensyukurinya. Kenikmatan berupa masih diberi kesempatan untuk bernafas, bertemu orang-orang baik, dibesarkan dalam lingkungan yang nyaman, fasilitas dan segala kebutuhan terpenuhi. Tidak hanya itu, waktu luang, berkumpul bersama orang-orang yang kita sayangi, menikmati alam ciptaan-Nya dan ketenangan jiwa merupakan nikmat yang tak ternilai, bahkan dengan materi sekalipun.

Kehidupan yang kita jalani saat ini adalah nikmat itu sendiri.
Dalam perjalanan hidup, tak semata-mata soal kenikmatan. Kadang kita diberikan ujian berupa masalah-masalah, mulai dari hal-hal kecil sampai yang benar-benar terasa pedih. Ditinggalkan orang yang kita sayangi, bencana alam, kelaparan, kecelakaan atau sakit parah. Contoh-contoh seperti itu kadang terjadi pada kita, atau orang lain disekitar kita.
Dalam QS Al-Baqarah berbunyi, “Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah – buahan. Dan sampaikanlah hal gembira kepada orang – orang yang bersabar.” (Q.S 2; 155)
Sebagai makhluk Tuhan, kita sepatutnya sadar bahwa kepedihan hidup yang kita jalani merupakan ujian dari-Nya. Kepedihan itu diberikan agar kita sadar bahwa kita makhluk yang lemah dan bisa jadi sebagai peringatan agar kita kembali kepada Tuhan. Kadangkala malah seringkali kita lupa, khilaf berbuat salah dan terlena dengan segala kenikmatan yang ada, maka kita diberi kepedihan. Hal ini sesuai dengan Al –Qur’an di surah Al Baqarah ayat 153 yang berbunyi: “Wahai orang - orang yang beriman ! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang – orang yang sabar.” (Q.S 2;153)

Kepedihan juga salah satu bentuk ujian yang membuat hidup kita menjadi lebih dinamis. Yaitu lebih dewasa dalam berpikir, menghadapi masalah, tabah dan sabar. Itu membuat kita sadar bahwa segalanya berasal dari-Nya. Ketika ketika mendapatkan kepedihan, berdoalah, kembali kepada-Nya, adukan kepada-Nya. Namun ketika diberi kenikmatan senantiasa bersyukurlah dengan kenikmatan itu dengan cara berbuat baik, mencari harta yang halal, berbagi, menjalankan segala perintah-Nya dan sadar bahwa segala sesuatu yang kita perbuat ada yang mengawasi.